Selasa, 12 Februari 2013

Makanan Tambahan Kambing Etawa



Pemberian makanan tambahan untuk kambing etawa memanglah perlu apalagi pada saat saat musim kemarau dimana biasanya cadangan untuk hijauan makanan ternak menipis.
Pengalaman yang diterapkan para peternak di lingkungan Desa Donorejo,Somoroto,Pandanrejo,dan desa desa di sekitar sentra kambing etawa ini berasal, biasanya dengan membarikan pakan atau makanan tambahan untuk mengganti nutrisi yang di butuhkan untuk kambing etawa yang berasal dari hijauan pakan ternak.
Pada masa lalu biasanya para peternak dengan sabar dan tradisional membuat sendiri makanan tambahan tersebut dengan bahan bahan yang tersedia di sekitar peternak seperti ketela ubi, ampas tahu, dedak ( katul )

Pemberian makanan tambahan dengan cara tradisional tersebut memanglah belum mengacu stadarisasi kebutuhan gizi dan nutrisi untuk kambing etawa namun masih sekedar karena keterbatasan tersedianya hijauan makanan ternak , para peternak umumnya sederhana sekali membikin makanan tambahan dengan bahan dasar ubi ketela atau singkong yang hanya di kupas kulitnya kemudian di cacah kecil kecil yang selanjutnya di campur dengan ampas tahu jikala ada kalopun tak ada biasanya hanya di campur dengan dedak ( katul ) yang di basahi dengan air garam di campur gula merah secukupnya.
Untuk waktu waktu sekarang sebagian peternak sudah merasa hal tersebut kurang praktis dan jikala tidak hati hati bisa menimbulkan kegemukan yang mengacu pada sulitnya beranak pinak karena kegemukan yang akhirnya membuat terganggunya organ dan hormon reproduksi kambing etawa.
Saat ini telah hadir dan banyak sekali jenis makanan tambahan yang sudah diramu dlm bentuk konsentrat dan semacamnya seperti beberapa produk yang telah diuji para peternak.
Umumnya makanan tambahan tersebut memiliki bahan bahan dasar yang komplit mulai dari kulit kedelai , tepung jagung, serta bahan lainya.
Makanan tambahan ini di beberapa tempat budidaya ternak kambing etawa sudah bukan lagi hal yang asing dan biasanya malah di berikan secara rutin mengingat tidak semua tempat peternakan dan budidaya kambing etawa memiliki lahan hijauan pakan ternak yang cukup.
Pemberian makanan yang berupa konsentrat atau sejenisnya biasanya di berikan sekali sehari sedangkan porsi untuk per ekor kambing tentulah sangat berbeda beda bergantung berat badan dan usia kambing etawa , secara kasar dan umumnya pemberian konsetrat atau makanan sejenisnya di hitung minimal 3 % sampai maksimal 10% dari berat badan kambing etawa  .
Pemberian Makanan dalam bentuk konsentrasi memang harus menggunakan pedoman pedoman yang benar sebab jikala tidak tentu akan berakibat fatal yang tidak menutup kemungkinan keracunan atau kekenyangan yang berakhir tewasnya ternak .
Berdasar pengalaman saya dalam beternak saya akhirnya membiasakan mengelompokkan kambing berdasar berat badan dalam memberikan makanan jenis konsentrat dan alangkah lebih hati hati jikala pemberian makanan seperti tepung brand ( polar ) tetep di campur dengan potongan rumput gajah atau hijauan yang lainya sebelum di campur air dan sari tetes tebu atau gula merah dan garam, serta timbanglah ternak secara berkala sebulan sekali untuk mengetahui porsi yang di butuhkan.
Sebenarnya memang ada teori dalam menghitung kebutuhan nutrisi untuk kambing etawa namun teori itu muncul juga berdasarkan hitungan dari pengujian praktek di lapangan yang tentu mengacu pada kelayakan.
Jikala anda memiliki keinginan beternak sementara lahan pakan belum mencukupi ataupun tak memiliki lahan yang luas untuk hijauan pakan ternak tentu sja tak akan menyurutkan niat untuk beternak setelah mengetahui mengenai pemberian pakan pengganti hijauan.

Mudahnya membuat pakan fermentasi untuk kambing


Cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain).

1. Bahan-bahan
  • Jerami/Rumput Gajah/Kolonjono/dll : 1 ton
  • Urea : 6 kg
  • Starbio atau bahan sejenis : 6 kg
  • Air : Secukupnya
2. Tempat
  • Ada naungan/atap terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
3. Cara Pembuatan
  1. Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita remas, apabila air tidak menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air mendekati 60%. 
  2. Jerami yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh diinjak-injak) kemudian ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis) dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti cara di atas sehingga mencapai ketinggian ± 1,5 m. 
  3. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu dibolak-balik)
  4. Setelah 21 hari tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan atau dikeringkan. 
  5. Jerami siap diberikan pada ternak atau kita stok dengan digulung, dibok dan disimpan dalam gudang. Tahan disimpan selama ± 1 tahun
Catatan :
  • Dalam membuat jerami fermentasi tidak perlu ditutup. Apabila membuat jerami fermentasi dalam jumlah sedikit tumpukan jerami bisa ditutup dengan sehelai karung goni.
  • Selain jerami, bahan lain yang bisa di fermentasi untuk makanan ternak antara lain: alang-alang, pucuk tebu dll. Alang-alang dibuat fermentasi dengan dilayukan terlebih dahulu dan harus dipotong-potong antara 5-10 cm (bahan sama yaitu starbio dan urea).
  • Fungsi urea pada proses pembuatan fermentasi adalah sebagai pensuplai NH3, ini digunakan sebagai sumber energi bagi mikrobia dalam poses fermentasi. Jadi disini urea tidak sebagai penambah nutrisi pakan. Bisa juga dikatakan sebagai katalisator dalam proses fermentasi. 
  • Perbedaan Amoniasi dan Fermentasi, Amoniasi adalah suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja, sedangkan Fermentasi: adalah proses perombakan dari struktur keras secara fisik, kimia dan biologis sehingga bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana, sehingga daya cerna ternak menjadi Iebih efisien.

Fermentasi Daun – Daun Hijau Untuk Pakan Ternak Kambing Etawa



Berikut ini saya akan bagi hasil survey tentang fermentasi daun – daun hijau untuk pakan ternak kambing Etawa di Desa Tlogogowo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
Pakan hijau yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi sebagai persediaan pakan jika pakan hijau berkurang di musim kemarau. Fermentasi makanan ini terbuat dari daun hijau yang tidak disukai kambing pada saat musim penghujan seperti daun kopi dan daun kakao serta daun-daunan yang tidak beracun. Hasil fermentasi daun ini bisa bertahan selama satu tahun. Adanya fermentasi makanan ini bisa menghemat biaya pengeluaran pakan bagi anggota gapoktan. 
Kegiatan ini dilakukan oleh gabungan kelompok tani dari Kelompok Tani Desa Tlogoguwo bekerja sama dengan kelompok Tani Desa Donorejo. Berikut ini cara pembuatan fermentasi daun untuk pakan Kambing Etawa,
Bahan
  1. Terdiri dari rumput, daun kopi, daun kakao, daun mahoni
  2. Bahan daun-daun yang kambing tidak mau pada musim penghujan (daun yang tidak beracun dikumpulkan)
  3. Bahan ragi tape/jerami
  4. Tetes tebu
Cara Pembuatan
  1. Bahan Ragi jerami satu kali pembuatan, kira-kira 3 sendok makan
  2. campurkan Tetes tebu secukupnya, semakin banyak semakin bagus dan dilarutkan pada air 10 liter
  3. Rumput dan daun-daunan ditempatkan diatas tanah. Ketebalan daun – daun hijau 10 cm dari tanah dan diciprati lalu ditumpuk lagi dengan daun – daun hijau dengan ketebalan 10 cm. Ketebalan maksimal untuk pembuatan makanan fermentasi yaitu 70 cm dari permukaan tanah. Lebar  bisa disesuai dengan lokasi pembuatan
  4. Bahan – bahan yang telah dicampurkan diatas ditutup rapat sampai 1 minggu
  5. Setelah satu minggu, hasil fermentasi bisa dilihat. Bila makanan fermentasi terlalu kering maka ditambah larutan lagi, ciri-ciri makanan fermentasi yang sudah jadi yaitu ada jamur keabu-abuan di makanan fermentasi dan makanan fermentasi ternak berbau wangi
  6. Setelah makanan fermentasi jadi maka hasil fermentasi daun – daun tersebut diangin-anginkan sampai kering kemudian disimpan.
  7. Hasil fermentasi daun – daun tersebut bisa tahan sampai satu tahun.

Hijauan Makanan Ternak Kambing Etawa

Hijauan makanan ternak (hmt) merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak kambing etawa. Oleh karenanya, hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan kambing etawa terutama bagi peternak kambing etawa yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan pakan ternak.

Kebutuhan akan hijauan pakan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak kambing etawa yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak kambing etawa, terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produsinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.

Demi ketersediaan hijauan makan ternak yang tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak kambing etawa yang akan dilakukan.

Pada daerah yang keadaan tanahnya selalu dilanda kekeringan, dimana air susah diperoleh, tanaman keras seperti pohon nangka, pohon mahoni, pohon sengon, pohon angsana, pohon ketela karet, adalah solusinya. Sehingga diperlukan waktu yang tepat untuk menanam taneman-taneman keras seperti tersebut diatas, sehingga tanaman tersebut dapat hidup dan siap untuk tumbuh, mengingat tanaman keras biasanya tidak dapat ditanam dalam keadaan taneman tersebut besar. Waktu yang tepat untuk memulai menanam adalah pada awal musim penghujan atau akhir musim kemarau. Pada awal musim hujan, tanaman baru yang akan ditanam akan lebih mudah untuk hidup, karena tanaman baru secara otomatis akan mudah mendapatkan air.

Bagi peternak yang berorientasi pada kambing susu, peternak haruslah jeli dalam memilih dan menanam tanaman yang dapat meningkatkan produksi susu. Ada beberapa jenis tanaman yang bisa di tanam oleh peternak. Seperti pohon kaliandra, pohon turi, pohon katuk, pohon alpukat, pohon jurangan, dan pohon dadap. Seperti pengalaman saya kambing yang makan daun tersebut jumlah keluaran susunya akan sangat berlimpah. Seperti kita ketahui, daun kaliandra, daun katuk, daun jurangan dan daun dadap, bisa juga melancarkan ASI pada ibu yang sedang menyusui. Sehingga kalau daun tersebut dijadikan menu utama bagi kambing yang sedang laktasi, secara otomatis produksi susu pada kambing etawa juga akan banyak. Harapannya jumlah produksi susu meningkat pula sehingga rejeki yang akan masuk ke peternak juga akan semakin banyak pula.



JENIS-JENIS KAMBING PERAH


1. Kambing Etawa
Berasal dari wilayah Jamnapari India. Kambing ini paling popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan penghasil daging. Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan Etawa). Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.

2. Kambing Alpin
Berasal dari Pegunungan Alpen Swiss, Keberadaan kambing jenis ini menebar ke seluruh daratan eropa. Ciri-ciri kambing Alpen telinga berukuran sedang dan megarah ke atas dengan warna bulu dominan putih, hitam, coklat. BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 65 kg. Produksi susu 600 kg/ms laktasi

3. Kambing Saanen
Berasal dari lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di Swiss.Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Ciri-ciri telinga tegak dan mengarah ke depan, bulu dominant putih, kadang2 ditemui bercak hitam pada hidung, telinga atau ambing. Tidak bertanduk dan termasuk tipe dwiguna. Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

4. Kambing Toggenburg
Berasal dari Toggenburg Valley (wilayah timur laut Swiss). Ciri-ciri telinga tegak menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah tua/coklat dengan bercak putih. BB jantan 80 kg betina 60 kg. Yang paling menonjol adalah kehalusan bulunya. Produksi susu 600 kg/ms laktasi.

5. Kambing Anglo Nubian
Berasal dari Wilayah Nubia (Timur Laut Afrika). Ciri-ciri telinga menggantung dan ambing besar, warna bulu hitam, merah, coklat, putih atau kombinasi warna2 tersebut. BB jantan 90 kg, betina 70 kg. Produksi susu 700 kg/ms laktasi.

6. Kambing Beetal
Berasal dari Punjab India, Rawalpindi dan Lahore (Pakistan). Diduga merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing local karena cirri fisiknya sangat menyerupai Etawa. Produksi susu 190 kg/ms laktasi.


Manfaat dan Khasiat susu kambing

Selain dijual dalam bentuk segar, susu kambing juga dapat diolah menjadi produk lain seperti yogurt, keju, mentega. Butiran lemak susu kambing berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu kambing sehingga susu kambing lebih mudah dicerna alat pencernaan manusia, serta tidak menimbulkan diare pada orang yang mengkonsumsinya. . Susu kambing juga tidak mengandung karoten, sehingga warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi.
Khasiat susu kambing antara lain untuk terapi TBC, membantu memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, mempu mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah. Kandungan gizi susu kambing dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak serta membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Baik bagi wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia), kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan. Kandungan mineralnya memperlambat proses osteoporosis.



Faktor yang mempengaruhi komposisi susu kambing

1. Variasi antar jenis kambing
Dengan aneka karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya maka akan terdapat variasi dalam jumlah produksi susunya.
2. Variasi Inter jenis kambing
Setiap indivudi dari jenis/bangsa yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan walopun jenis atau bangsa sama, tetapi jika umur dan masa laktasi berbeda maka jumlah produksi susu juga berbeda.

3. Faktor genetik
Adalah faktor yang diturunkan dari nenek moyang dan memiliki sifat kebakaan.

4. Musim
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing yang beranak pada musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi disbanding kambing yang beranak musim panas.

5. Umur
Produksi susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. selanjutnya produksi susu akan menurun.

6. Lama masa laktasi
Dalam satu jenis atau bangsa kambing perbedaan lama masa laktasi menyebabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi. Semakin lama masa laktasi akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang diraih.

7. Faktor perawatan dan perlakuan
Suasana kandang yang nyamn sangat mendukung utnuk berproduksi secara optimal.

8. Pengaruh masa birahi dan kebuntingan
Kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranan tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun disbanding kambing yang sedang laktasi tetapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan utnuk mendukung [proses fisiologis dalam tubuhnya.

9. Frekuensi pemerahan
Berdasar hasil penelitian kambing yang diperah 2x sehari total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing yang diperah 1x sehari.

10. Jumlah anak dalam sekali melahirkan.
Produksi susu kambing perah yang beranak 2 ekor dalam 1 kali melahirkan biasanya 20-30% lebih tinggi dari kambing perah yang hanya beranak 1 ekor.penyebabnya adalah rangsangan menyusui dari anak kambing (cempe) yang dilahirkan

11. Pergantian pemerah
Kambing ternmasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah drastic. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing mengalami stress.

12. Lama masa kering
Utnutk mendorong produksi beranak 3x dalam 2 tahun biasanya kambing dikawinkan kembali setelah beranak 3 bulan atau saat pertama birahi muncul. Dalam kondisi demikian kambing membutuhkan waktu untuk menjalani masa kering selama 2 bulan agar memiliki kesempatan untuk kembali pulih kondisinya.

13. Faktor hormonal
Hormone yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen.penyuntika n hormone ini pada saat laktasi menyebabkan produksi susu meningkat.

14. Faktor pakan
Produksi susu akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan dan dikonsumdi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat harus seimbang.

15. Pengaruh penyakit
Kambing perah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurunjik terserang penyakit. Bahkan bisa langsung terhenti. Efek obat yang diberikan juga akan berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan.


Pemberian pakan

Secara alamiah kerena kehidupan awalnya di daerah pegunungan kambing akan lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput. Kambing termasuk jenis jewan ruminansia. Ruminansia tidak terlalu bergantung pada kadar zat-zat gizi pakan yang dikonsumsinya, karena proses di dalam rumen mampu menghasilkan zat gizi yang mudah diserap tubuh. Kadang pemberian pakan protein tinggi tidak efisien, karena protein tersebut mudah terurai dan terfermentasi oleh mikrobia rumen.
Ruminansia mampu mensintesis asam amino dari unsure yang dihasilkan oleh berbagai proses yang terjadi dalam rumen. Ruminansia mampu mengkonsumsi urea dlam jumlah terbatas yang di dalam rumen akan terurai menjadi amoniak dan merupakan bahan utama pembentuk asam amino. Selain bahan pakan yang dikonsumsi kebutuhan tubuh terhadap protein juga dipenuhi dari mikrobia rumen.

1 Bahan pakan
Secara umum kebutuhan zat pakan bagi kam,bing dikelompokkan dalam 2 golongan besar sumber pakan yaitu bahan pakan sumber energi dan bahan pakan sumber protein.
Bahan pakan sumber energi terdiri dari bahan pakan yang berupa biji-bijian dan sisa serealia (mis : tepung, jagung dan dedak padi), umbi- umbian (mis : tepung singkong, onggok, ubi jalar) dan hijauan (mis : rumput setaria dan rumput lapang). Bahan pakan sumber protein bisa berupa biji-bijian misal tepung bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap, biji kapas atau tepung2 yang berasal dari hewan atau bagian tubuh hewan seperti tepung darah dan tepung ikan. Beberapa contoh hijauan yang merupakan sumber protein seperti daun gliricidae, turi, lamtoro, centrocema, dan kacang gude.
Pakan hijauan dalam keadaan segar umumnya lebih disukai kambing dibanding dengan pakan dalam keadaan layu atau kering. Namun ada beberapa jenis hijauan yang dalam keadaan segar masih mengandung racun yang membahayakan kehidupan kambing seperti gliricidae, sebaiknya hijauan jenis tersebut dilayukan dulu selama 2-3 jam di sinar matahari atau diinapkan semalam sebelum diberikan pada ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi akan memberi dampak yang lebih baik.

Kebutuhan kambing akan bahan pakan sangat tergantung dari kondisi fisiologis kambing tersebut, secara umum kambing membutuhkan hijauan segar sebanyak 10% dari berat badan atau berat hidupnya. Misal beratnya 30 kg maka kambing tersebut membutuhkan 3 kg hijauan/hr. Perlu diketahui bahwa tidak semua bagian hijauan disukai oleh kambing.beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian hijauana yang dicincang sekitar 5-10 cm akan lebih efisien dikonsumsi oleh kambing, karena bentuknya yang kecil-kecil.

Contohnya batang muda jika diberikan secara utuh kurang disukai oelh kambing tetapi dengan dicincang akan lebih mudah tercampur dengan jenis pakan yang lain sehingga memungkinkan kambing untuk memakannya.

2. Pemberian konsentrat
Pakan sebagai sumber protein merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh kambing yang sedang laktasi, karena proses pembentukan susu membutuhkan suplai protein yang lebih tinggi. Sistem pencernaan rumen seringkali menjadi penyebab kurang efektifnya pemberian konsentrat dengan kadar protein tinggi. Penyebabnya adalah konsentrat tersebut akan diurai atau difermentasi oleh bakteri dan mikroba lain dalam rumen, sehingga pprotein terdegradasi sebelum diserap tubuh. Untuk itu pemberian konsentrat perlu disiasati. Waktu pemberian yang terbaik adalah saat kambing sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum kenyang. Pada saat itu, rumen akan dipenuhi oleh hijauan, sehingga aktivitas rumen sedang tinggi-tingginya. Pemberian konsentrat saat seperti ini bisa menghindari proses fermentasi bahan pakan dalam rumen sehingga keberadaan zat-zat makanan dapat dipertahankan. Hal ini disebabkan konsentrat tidak terlalu lama berada dalam rumen.

Beberapa bahan konsentrat yang biasa diberikan adalah bekatul, bungkil kedelai, ampas tahu, bungkil kelapa atau campuran dari beberapa konsentrat. Misal 62% bekatul, 20% ampas tahu, 15% bungkil kedelai, 1% garam dapur, dan 2% tepung tulang. Jumlah pemberian sebanyak 0,5- 0,6 kg/ekor dan diberikan dalam bentuk bubur(dicampur dengan air). Usahakan konsentrat agar habis dalam waktu singkat untuk menghindari tumbuhnya jamur yang bias menimbulkan penyakit.

3. Vitamin dan Mineral
Selain bahan pakan sumber protein dan sumber energi, kambing memiliki kebutuhan akan vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan pemberian pakan yang bervariasi. Jika kurang bervariasi sebaiknya dilakukan pemberian zeolit, garam dapur, atau tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosis tidak lebih dari 5 permil (5/1000) untuk setiap 1 kg berat badan. Vitamin dibutuhkan kambing dalam jumlah sedikit tetapi sangat berpengaruh dalam proses metabolisme dan daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Pemberian garam dapur selain untuk memenuhi kebutuhan mineral dapat juga untuk meningkatkan nafsu makan kambing. Pemberiannya sebaiknya tidak terjadwal, tetapi sudah dalam keadaan tersedia setiap saat di dalam kandang. Penempatannya bisa di dalam ember khusus yang digantung di dekat tempat hijauan setinggi 50-90 cm dr atas lantai.

4. Air
Sebanyak 70% tubuh kambing berupa air. Kekurangan air yang mencapai 20% menyebabkan kambing dehidrasi. Makanya ketersediaan air merupakan suatu hal yang mutlak. Secara umum seekor kambing membutuhkan air sebanyak 1,5-2,5 liter/hari. Sebaiknya air disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas artinya jika air di wadahnya tinggal sedkit segera ditambah lagi.

5. Penggunaan UMB (Urea Molasses Block)
UMB mengandung non protein nitrogen (NPN) yang dalam rumen akan mengaktifkan mikroba rumen dan sintesis menjadi asam amino. UMB juga terdiri dari berbagai bahan penyusun lainnya seperti molasses, dedak padi, dan tepung tapioka (sebagai sumber energi), bungkil kedelai (sumber protein), garam dapur, tepung tulang dan kapur (sumber mineral). Pemberian UMB 4 gr/hari/kg berat badan mampu meningkatkan pertambahan berat badan harian kambing dan meningkatkan akseptabilitas kambing terhadap limbah pertanian dengan serat kasar cukup tinggi seperti kulit dan tongkol jagung.


Sumber: dunia maya